Pages

Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 21 Desember 2013

Review of Chapter 2 - Ethics and Governance Scandals

0 komentar
Sejalan dengan bab 1, bab 2 masih merupakan bagian dari lingkungan etika (ethics environment). Tujuan dari kedua bab ini yaitu untuk menanggulangi masalah-masalah yang terjadi akibat kurangnya kesadaran terhadap etika dalam menanggapi tantangan yang ada yang ditandai dengan meningkatnya kompleksitas masalah-masalah etika bisnis dan profesi.
Bab ini memaparkan tentang perubahan besar yang terkait dengan kesadaran terhadap pelanggaran etika dan juga pada kinerja etika yang diharapkan yang berkenaan dengan etika dan skandal-skandal tata kelola mulai dari tahun 1929 hingga saat ini. Perkembangan, tren, dan tahapan penting yang diidentifikasi meliputi:
1.      Kurangnya kredibilitas yang dihasilkan oleh kasus Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom menyebabkan dikeluarkannya Sarbanes-Oxley Act dan pernyataan U.S. Securities and Exchange Commission yang merombak tata kelola perusahaan dan profesi akuntansi.
2.      Krisis pinjaman subprime yang menghasilkan pembatasan tata kelola pada Wall Street dan bank investasi.
Bab ini dimaksudkan untuk memberikan pandangan terkini tentang perubahan yang diharapkan dari perilaku etika bagi direktur, eksekutif, manager, dan akuntan profesional. Secara garis besar, yang dibahas adalah tentang kronologi etika dan tata kelola dari waktu ke waktu, etika dan skandal-skandal tata kelola yang penting, dan tanda-tanda keruntuhan etika.

Ø KRONOLOGI ETIKA DAN TATA KELOLA DARI WAKTU KE WAKTU
Sampai saat ini, telah banyak skandal dan kegagalan beberapa perusahaan besar dan terkenal disebabkan oleh pelanggaran etika. Perubahan tata kelola dan tren yang dihasilkan oleh skandal-skandal tersebut harus dianalisis sedemikian rupa. Jika diperhatikan, perubahan rekam jejak tiap skandal dari setiap periode itu tetaplah sama, yakni:
·      Masing-masing skandal telah membuat publik kesal dan membuat mereka semakin sadar akan pentingnya peningkatan sikap professional dari setiap personil perusahaan.
·      Dengan masing-masing tambahan skandal, kesadaran dan sensitivitas publik terhadap bagian sandar perilaku telah semakin tumbuh, sedangkan tingkat toleransi publik telah berkurang.
·      Kredibilitas dari janji dan laporan keuangan perusahaan telah terkikis.
·      Anggota parlemen, regulator, direksi, dan badan-badan profesional telah merespon untuk mengembalikan kepercayaan diri pada sistem tata kelola perusahaan.

Ø ETIKA DAN SKANDAL-SKANDAL TATA KELOLA YANG PENTING
Kegagalan dewan direksi, manajemen, dan akuntan untuk memastikan bahwa bisnis dan profesi akuntansi bermain pada kepentingan terbaik dari shareholders, stakeholders, dan masyarakat ditelusuri melalui beberapa skandal dan reaksi sebagai berikut:

*   Enron
Enron didirikan oleh Ken Lay  pada tahun 1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam yang dikombinasikan dengan sistem perpipaan. Pada awal tahun 2000, Enron adalah perusahaan terbesar ke-9 di Amerika, namun pada tahun 2001 Enron bangkrut, tepatnya tanggal 2 Desember 2001. Hal ini dikarenakan berbagai pelanggaran praktik bisnis tidak sehat yang dilakukan dan keluar dari prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Dalam kasus ini perusahaan melakukan manipulasi untuk keuntungan jangka pendek yang ternyata berakibat fatal bagi perusahaan sendiri. Tindakan nya tersebut membuat Enron menuai suatu kehancuran dengan meninggalkan utang milyaran dolar dan menyisakan implikasi negatif bagi banyak pihak, terutama dua belas ribu pekerja yang kehilangan pekerjaan, pensiun, serta tabungan mereka yang telah diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Selain itu, pemegang saham lainnya juga kehilangan $70 milyar ketika nilai saham menjadi nol.

*   Arthur Andersen
Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang didirikan oleh Arthur Andersen pada tahun 1913 dan berbasis di Chicago. KAP ini termasuk ke dalam kelompok “The big-5” yang terbentuk sejak bulan juli 1998. KAP ini melakukan audit pada perusahaan-perusahaan raksasa seperti Enron, Merck, WorldCom, KPNQwesr, dan sejumlah perusahaan besar lainnya. Selain itu, Arthur Andersen juga menjalankan bisnis jasa assurance.
Salah satu pelanggaran terbesar yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen adalah memanipulasi pembukuan perusahaan Enron sehingga laporan keuangan perusahaan tersebut dapat dinyatakan wajar tanpa pengecualian. Arthur Andersen juga berperan sebagai auditor merangkap konsultan manajemen dan bayaran yang diterima adalah ganda.
KAP ini telah mengaudit Enron sejak 1985 dan selalu memberikan pendapat wajar tanpa syarat sampai tahun 2000. Hal yang paling mengejutkan adalah perusahaan Enron dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001. Kebangkrutan Enron menyeret akuntan publik Arthur Andersen karena memanipulasi labanya. Jadi pada tahun 2001, KAP ini harus membayar $32 Milyar sehingga perusahaan ini tidak bisa lagi diselamatkan.

*   WorldCom
WorldCom adalah perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh. Selama tahun 1990-an, perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain, namun akuisisi yang besar terjadi pada tahun 1998 saat WorldCom mengambil alih perusahaan MCI yaitu perusahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak di bidang telekomunikasi jarak jauh yang mengukuhkan posisi WorldCom menjadi operatoe ni. 1 dalam infrastruktur internet.
Pada kasus WorldCom, perusahaan membukukan lebih dari $3,8 Milyar beban operasional sebagai pengeluaran modal. Dengan begini, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba. Selain itu, WorldCom juga menggunakan akun cadangan secara tidak benar untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi, misalnya utang pajak tahun depan. Seharusnya akun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan. Praktik tidak sehat tersebut telah menyebabkan kehancuran yang luar biasa pada perusahaan, terlebih lagi didukung oleh tindakan KAP Arthur Andersen yang membiarkan praktik tersebut.

*   Sarbanes-Oxley Act (SOX)
Banyak faktor seperti kegagalan bisnis, audit, dan tata kelola perusahaan berskala besar (misalnya Enron, WorldCom, Crossing, Adelphia) yang melakukan kecurangan pada laporan keuangannya telah mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor di perusahaan-perusahaan Amerika. Beberapa insiatif telah diambil untuk mengatasi penggunaan praktik akuntansi yang agresif oleh perusahaan-perusahaan publik. Salah satunya ada Sarbanes-Oxley Act (SOX) yang ditandatangani pada tanggal 30 Juli 2002 yang bertujuan untuk memperkuat akuntabilitas perusahaan dan membangun kembali kepercayaan investor terhadap laporan keuangan publik. SOX dirancang untuk:
ü   Membangun struktur peraturan independen untuk profesi akuntansi.
ü   Menetapkan standat yang tinggi dan prinsip-prinsip baru untuk tata kelola perusahaan.
ü   Meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan.
ü   Meningkatkan objektivitas dan kredibilitas fungsi audit dan memberdayakan komite audit.
ü   Membuat solusi perdata dan pidana yang lebih berat atas pelanggaran undang-undang sekuritas federal.
ü   Meningkatkan independensi analis sekuritas.
Selain itu, SEC juga mengeluarkan beberapa aturan seperti sertifikasi CEO dan CFO terhadap laporan keuangan, mengungkapkan pengendalian dan prosedur, dan etika bagi eksekutif auditor independen senior perusahaan untuk melaksanakan ketentuan SOX.

*   Tax Shelters
Praktisi pajak disewa untuk memberikan saran kepada klien tentang bagaimana membayar jumlah pajak yang kecil. Terkadang, para akuntan terlalu agresif dalam merancang strategi pajak. Hal ini seperti yang terjadi pada Ernst & Young dan KPMG. Mereka merekomendasikan klien mereka untuk berinvestasi pada tempat perlindungan pajak (tax shelters) yang dinilai illegal. Mereka tidak lagi melindungi kepentingan publik ketika mulai menjual perlindungan pajak yang sangat mahal kepada pihak yang sangat kaya. Pemerintah sangat marah dengan tindakan mengerikan tersebut dan kemudian kedua kemitraan tersebut didenda dan ditetapkanlah Circular 230.

*   Circular 230
Terkait dengan kasus perlindungan pajak (tex shelters) yang dilakukan oleh E&Y dan KPMG, Internal Revenue Service (IRS) kemudian menerapkan Circular 230 yang mengatur dan menyarankan praktik terbaik untuk profesional pajak. Aturan dasarnya yaitu mengenali klien dengan baik, melayani kebutuhan klien, menjelaskan dan menjelaskan secara penuh, dan strategi yang diusulkan tersebut cenderung berhasil. Secara keseluruhan, profesional pajak perlu mengetahui klien dan membuat usulan perencanaan pajak yang masuk akal dan sesuai dengan hukun dan persyaratan klien.

*   Subprime Mortgage Meltdown
Secara tradisional, bank komersial menjamin uang dari deposan lalu meminjamkan uang tersebut kepada pemilik rumah dengan jaminan hipotik pada properti tersebut. Disisi lain, bank investasi membantu klien (perusahaan) dalam meningkatkan dana modal (capital funds) melalui penjaminan, merger dan akuisisi, dan perdagangan instrumen keuangan. Pada tahun 1999, Gramm-Leach-Bliley Act mencabut Glass-Steagall Act (1993). Bank komersial diizinkan terlibat dalam aktivitas investasi. Salah satu kegiatannya yaitu meminjam uang pada tingkat yang rendah dengan mengeluarkan surat berharga jangka pendek dan jangka menengah dan kemudian peminjaman tersebut dilakukan melalui investasi hipotik dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Hal ini disebut dengan Structures Investment Vehicles (SIVs), dimana mengijinkan bank memperoleh uang melalui penyebaran antara dua tingkat bunga.
Kebanyakan kasus investasi hipotik menunjukkan sikap keserakahan. Ada banyak uang yang dispekulasikan pada sekuritas hipotik, namun risikonya tidak dinilai secara hati-hati sehingga pada saat pasar Amerika runtuh (2008), nilai dari sekuritas yang berhubunganpun jatuh, dan pemerintah di dunia harus  menyediakan dana talangan untuk mencegah krisis global.

*   Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act
Pada bulan Juli 2010, hasil dari krisis investasi hipotik, kongres Amerika menetapkan Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act. Tujuannya secara keseluruhan adalah untuk menyediakan stabilitas keuangan dan meningkatkan perlindungan konsumen dengan memaksakan peraturan yang lebih pada pasar investasi, dan juga pembatasan lebih lanjut pada kegiatan organisasi yang beroperasi di pasar jasa keuangan. Hanya waktu yang akan menjawab apakah tindakan ini dapat mencegah krisis ekonomi serupa di masa yang akan datang.

*   Bernard Madoff
Bernard Madoff adalah seorang pebisnis yang mempraktikkan skema Ponzi, yaitu sebuah skema piramida investasi ilegal. Skema ini dimulai oleh Carlo Ponzi (1882-1949) yang merujuk pada arisan berantai, dimana investor pertama dijanjikan dan diberi keuntungan yang berlipat ganda dalam waktu yang singkat dengan memakan uang masuk dari investor baru. Dengan praktik yang dijalankannya itu, Bernarl Madoff telah berhasil menipu para investor milyaran dolar. Tindakan illegal tersebut akhirnya terbongkar dan pada tanggal 11 Desember 2008, Madoff ditangkap dan didakwa dengan kasus penipuan. Pada tahun 2009, Bernald Madoof yang telah berusia 71 tahun dikirim ke penjara selama 150 tahun. Investor harus benar-benar mengingat hal ini jika dikemudian hari ada perusahaan yang menawarkan return yang terlalu tinggi untuk diwujudkan.

Ø TANDA-TANDA KERUNTUHAN ETIKA
Menurut Marianne Jennings dalam bukunya “The Seven Signs of Ethical Collapse: How to Spot Meltdowns in Companies”, ada 7 penyebab permasalahan etika di dalam organisasi:
1)        Tekanan untuk mencapai tujuan, khususnya pada bidang keuangan dengan cara apapun.
2)        Budaya yang tidak mendorong adanya percakapan dan diskusi yang terbuka dan apa adanya.
3)        CEO yang dikelilingi oleh orang-orang yang sependapat dengannya, dimana CEO memiliki reputasi yang kritis.
4)        Dewan direksi yang lemah tidak menjalankan kewajiban fidusianya dengan tekun.
5)        Organisasi yang mempromosikan orang dengan dasar nepotisme dan bias atau pilih kasih.
6)        Keangkuhan, yaitu suatu keyakinan yang angkuh dengan menganggap bahwa peraturan dibuat hanya untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri.
7)        Perilaku kecatatan biaya/manfaat yang menunjukkan bahwa perilaku etika yang buruk pada suatu area dapat ditutup dengan perilaku etika yang baik pada area lain.


0 komentar:

Posting Komentar